NPM : 19112279
Kelas : 5 KA 41
Pertumbuhan Penduduk
1.
Pengertian
individu
Individu berasal dari kata latin, “individuum” yang artinya tak terbagi. Kata individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan, demikian pendapat Dr. A. Lysen.
Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.
1. Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama
2. Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan
3. Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
4. Rukun atau pergaulan hidup, merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok social yang sering disebut masyarakat.
Loevenger sebagaimana dikemukakan oleh Sunaryo dkk (2003)
mengemukakan tentang fase-fase perkembangan individu serta cirri-cirinya, yaitu
:
- Tahap
- Ciri-Ciri
- Inspulsif
1.
Identitas diri terpisah
darui orang lain
2. Bergantung pada lingkungan
3. Beorientasi hari ini.
4.Individu tidak menempatkan diri sebagai penyebab perilaku
2. Bergantung pada lingkungan
3. Beorientasi hari ini.
4.Individu tidak menempatkan diri sebagai penyebab perilaku
2.
Ada (4) Perlindungan
diri yaitu :
1) Peduli terhadap control dan
keuntungan yang dapat diperoleh dari behubungan dengan orang lain.
2) Mengikuti aturan secara
oportunistik dan hedonistic
3) Berpikir tidak logis dan stereotip
4) Melihat kehidupan sebagi
“zero-sum game”
5) Cenderung menyalahkan dan
mencela orang lain
1.
(5) Komformistik
1) Peduli terhadap penampilan diri
2) Berfikir sterotip dan klise.
3) Peduli akan aturan eksternal
4) Bertindak dengan motif dangkal
5) Menyamakan diri dalam ekspresi
emosi
6) Kurang intropeksi
1.
Perbedaan kelompok
didasarkan ciri-ciri eksternal
1) Takut tidak diterima
kelompok
2) Tidak sensitive terhadap
keindividualan
3) Merasa berdosa jika melanggar
aturan
1.
(6) Seksama
1) Bertindak atas dasar nilai
internal
2) Mampu melihat diri sebagai
pembuat pilihan dan pelaku tindakan
3) Mampu melihat keragaman emosi,
motif, dan perspektif diri
4) Peduli akan hubungan
mutualistik
5) Memiliki tujuan jangka panjang
6) Cenderung melihat peristiwa dalam
konteks social
1.
(7) Individualistik
1) Peningkatan kesadaran
individualitas
2) Kesadaran akan konflik emosional
antara kemandirian dengan ketergantungan.
3) Menjadi lebih toleran terhadap
diri sendiri dan orang lain
4) Mengenal eksistensi perbedaan
individual
5) Mampu bersikap toleran terhadap
pertentangan dalam kehidupan
6) Membedakan kehidupan internal dan
kehidupan luar dirinya
7) Mengenal kompleksitas dirinya
1.
Otonomi
1) Memiliki pandangan hidup sebagai
suatu keseluruhan
2) Bersikap realitas dan obyektif
terhadap diri sendiri maupun orang lain
3) Peduli akan paham abstrak,
seperti keadilan social
4) Mampu mengitegrasikan
nilai-nilai yang bertentangan
5) Peduli akan self fulfillment
6) Ada keberanian untuk
menyelesaikan konflik internal
7) Resfek terhadap kemandirian orang
lain
8) Sadar akan adanyan saling
ketergantungan dengan orang lain
9) Mampu mengekspresikan perasaan
dengan penuh keyakinan dan keceriaan
Dengan memperhatikan fase dan ciri-ciri perkembangan di atas, Sunaryo, dkk, telah mengembangkan suatu instrument untuk melacak tugas-tugas perkembangan individu. Yang dikenal dengan sebutan Inventori Tugas Perkembangan (ITP).
Dengan memperhatikan fase dan ciri-ciri perkembangan di atas, Sunaryo, dkk, telah mengembangkan suatu instrument untuk melacak tugas-tugas perkembangan individu. Yang dikenal dengan sebutan Inventori Tugas Perkembangan (ITP).
Selanjutnya, dengan merujuk pada pemikiran Syamsu Yusuf (2003),
dibawah ini dikemukakan tahapan perkembangan individu dengan menggunakan pendekatan
didaktis.
a. Masa Usia Pra Sekolah
Masa Usia Pra Sekolah terbagi dua yaitu (1) Masa Vital dan (2) Masa Estetik
a. Masa Usia Pra Sekolah
Masa Usia Pra Sekolah terbagi dua yaitu (1) Masa Vital dan (2) Masa Estetik
1) Masa Vital; pada masa ini
individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam
dunianya. Untuk masa belajar pada tahun pertama dalam kehidupan individu ,
Freud menyebutnya sebagai masa oral (mulut), karena mulut dipandang sebagai
sumber kenikmatan dan merupakan alat untuk melakukan eksplorasi dan
belajar.Pada tahun kedua anak belajar berjalan sehingga anak belajar menguasai
ruang, mulai dari yang paling dekat sampai dengan ruang yang jauh. Pada tahun
kedua umunya terjadi pembiasaan terhadap kebersihan. Melalui latihan
kebersihan, anak belajar mengendalikan impuls-impuls atau dorongan-dorongan
yang datang dari dalam dirinya.
2) Masa Estetik; dianggap sebagai
masa perkembangan rasa keindahan. Anak bereksplorasi dan belajar melalui panca
inderanya. Pada masa ini panca indera masih sangat peka.
b. Masa Usia Sekolah Dasar
b. Masa Usia Sekolah Dasar
Masa Usia Sekolah Dasar disebut juga masa intelektual, atau masa
keserasian bersekolah pada umur 6-7 tahun anak dianggap sudah matang untuk
memasuki sekolah. Masa Usia Sekolah Dasar terbagi dua, yaitu : (a) masa
kelas-kelas rendah dan (b) masa kelas tinggi.
Ciri-ciri pada masa kelas-kelas rendah(6/7 – 9/10 tahun) :
1. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi.
2. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.
3. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.
4. Membandingkan dirinya dengan anak yang lain.
5. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.
6. Pada masa ini (terutama usia 6 – 8 tahun) anak menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
Ciri-ciri pada masa kelas-kelas tinggi (9/10-12/13 tahun) :
Ciri-ciri pada masa kelas-kelas rendah(6/7 – 9/10 tahun) :
1. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi.
2. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.
3. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.
4. Membandingkan dirinya dengan anak yang lain.
5. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.
6. Pada masa ini (terutama usia 6 – 8 tahun) anak menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
Ciri-ciri pada masa kelas-kelas tinggi (9/10-12/13 tahun) :
1.
Minat terhadap kehidupan
praktis sehari-hari yang konkret.
2.
Amat realistik, rasa
ingin tahu dan ingin belajar.
3.
Menjelang akhir masa ini
telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus sebagai mulai
menonjolnya bakat-bakat khusus.
4.
Sampai usia 11 tahun
anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan
memenuhi keinginannya. Selepas usia ini pada umumnya anak menghadapi
tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.
5.
Pada masa ini anak
memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat mengenai prestasi
sekolahnya.
6.
Gemar membentuk kelompok
sebaya untuk bermain bersama. Dalam permainan itu mereka tidak terikat lagi
dengan aturan permainan tradisional (yang sudah ada), mereka membuat peraturan
sendiri.
7.
Masa Usia Sekolah
Menengah
Masa usia sekolah menengah bertepatan dengan masa remaja, yang
terbagai ke dalam 3 bagian yaitu :
1.
masa remaja awal;
biasanya ditandai dengan sifat-sifat negatif, dalam jasmani dan mental,
prestasi, serta sikap sosial,
2.
masa remaja madya; pada
masa ini mulai tumbuh dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang
dapat memahami dan menolongnya. Pada masa ini sebagai masa mencari sesuatu yang
dipandang bernilai, pantas dijunjung dan dipuja.
3.
masa remaja akhir;
setelah remaja dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah
tercapai masa remaja akhir dan telah terpenuhi tugas-tugas perkembangan pada
masa remaja, yang akan memberikan dasar bagi memasuki masa berikutnya yaitu
masa dewasa.
d. Masa Usia Kemahasiswaan (18,00-25,00 tahun)
Masa ini dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa
dewasa awal atau dewasa madya, yang intinya pada masa ini merupakan pemantapan
pendirian hidup.
2. Prinsip-Prinsip Perkembangan Inidividu
Prinip- prinsip perkembangan individu, yaitu :
1. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti.
2. Semua aspek perkembangan saling berhubungan.
3. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan.
4. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas.
5. Setiap individu normal akan mengalami tahapan perkembangan.
6. Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu.
7. Bagaimana pola atau arah perkembangan inidividu?
Arah atau pola perkembangan sebagai berikut :
Prinip- prinsip perkembangan individu, yaitu :
1. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti.
2. Semua aspek perkembangan saling berhubungan.
3. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan.
4. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas.
5. Setiap individu normal akan mengalami tahapan perkembangan.
6. Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu.
7. Bagaimana pola atau arah perkembangan inidividu?
Arah atau pola perkembangan sebagai berikut :
1.
Cephalocaudal &
proximal-distal (perkembangan manusia itu mulai dari kepala ke kaki dan dari
tengah (jantung, paru dan sebagainya) ke samping (tangan).
2.
Struktur mendahului
fungsi.
3.
Diferensiasi ke
integrasi.
4.
Dari konkret ke abstrak.
5.
Dari egosentris ke
perspektivisme.
6.
Dari outer control
ke inner control.
7.
Tugas Perkembangan
Individu
Havighurst (1961) mengemukakan bahwa : “ A developmental task is a
task which arises at or about a certain period in the life of the individual,
succesful achievement of which leads to his happiness and to success with later
task, while failure leads to unhappiness in the individual, disaproval by
society, difficulty with later task.
Tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa bayi dan kanak – kanak awal (0,0–6.0) adalah :
1. Belajar berjalan pada usia 9.0 – 15.0 bulan.
2. Belajar memakan makan padat.
3. Belajar berbicara.
4. Belajar buang air kecil dan buang air besar.
5. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
6. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
7. Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam.
8. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan orang lain.
9. Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk dan pengembangan kata hati.
Tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa bayi dan kanak – kanak awal (0,0–6.0) adalah :
1. Belajar berjalan pada usia 9.0 – 15.0 bulan.
2. Belajar memakan makan padat.
3. Belajar berbicara.
4. Belajar buang air kecil dan buang air besar.
5. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
6. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
7. Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam.
8. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan orang lain.
9. Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk dan pengembangan kata hati.
Tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa kanak – kanak akhir
dan anak sekolah (0,0–6.0) adalah :
1. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.
2. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
3. Belajar bergaul dengan teman sebaya.
4. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
5. Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
6. Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari.
7. Mengembangkan kata hati.
8. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
9. Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial.
Tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa remaja (21,0–21.0) adalah :
1. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
2. Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.
3. Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
4. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
5. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.
6. Memilih dan mempersiapkan karier.
7. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.
8. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara.
9. Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial.
10. Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam berperilaku.
Tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa dewasa awal (21,0–dst) adalah :
1. Memilih pasangan.
2. Belajar hidup dengan pasangan.
3. Memulai hidup dengan pasangan.
4. Memelihara anak.
5. Mengelola rumah tangga.
6. Memulai bekerja.
7. Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara.
8. Menemukan suatu kelompok yang serasi.
1. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.
2. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
3. Belajar bergaul dengan teman sebaya.
4. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
5. Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
6. Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari.
7. Mengembangkan kata hati.
8. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
9. Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial.
Tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa remaja (21,0–21.0) adalah :
1. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
2. Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.
3. Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
4. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
5. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.
6. Memilih dan mempersiapkan karier.
7. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.
8. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara.
9. Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial.
10. Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam berperilaku.
Tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa dewasa awal (21,0–dst) adalah :
1. Memilih pasangan.
2. Belajar hidup dengan pasangan.
3. Memulai hidup dengan pasangan.
4. Memelihara anak.
5. Mengelola rumah tangga.
6. Memulai bekerja.
7. Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara.
8. Menemukan suatu kelompok yang serasi.
Beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut
adalah sebagai berikut:
1. 1. Faktor
Keturunan (herediter)
A. Seks
kecepatan pertumbuhan dan perkembangan pada seorang anak wanita berbeda dengan anak laki-laki
kecepatan pertumbuhan dan perkembangan pada seorang anak wanita berbeda dengan anak laki-laki
B. Ras
Anak keturunan bangsa Eropa lebih tinggi dan besar dibandingkan dengan anak keturunan bangsa Asia.
Anak keturunan bangsa Eropa lebih tinggi dan besar dibandingkan dengan anak keturunan bangsa Asia.
1. 2. Faktor
Lingkungan
A. Lingkungan eksternal
1)
Kebudayaan
Kebudayaan suatu daerah akan mempengaruhi kepercayaan adat kebiasaan dan tingkah laku dalam merawat dan mendidik anak.
Kebudayaan suatu daerah akan mempengaruhi kepercayaan adat kebiasaan dan tingkah laku dalam merawat dan mendidik anak.
2)
Status sosial ekonomi keluarga
Keadaan
sosial ekonomi keluarga dapat mempengaruhi pola asuhan terhadap anak. Misalnya
orang tua yang mempunyai pendidikan cukup mudah menerima dan menerapkan ide-ide
utuk pemberian asuhan terhadap anak
3)
Nutrisi
Untuk
tumbuh kembang, anak memerlukan nutrisi yang adekuat yang didapat dari makan
yang bergizi. Kekurangan nutrisi dapat diakibatkan karena pemasukan nutrisi
yang kurang baik kualitas maupun kuantitas, aktivitas fisik yang terlalu aktif,
penyakit-penyakit fisik yang menyebabkan nafsu makan berkurang, gangguan
absorpsi usus serata keadaan emosi yang menyebabkan berkurangnya nafsu makan.
4)
Penyimpangan dari keadaan normal
Disebabkan
karena adanya penyakit atau kecelakaan yang dapat menggangu proses pertumbuhan
dan perkembangan anak.
5)
Olahraga
Olahraga
dapat meningkatkan sirkulasi, aktivitas fisiologi, dan menstimulasi terhadap
perkembangan otot-otot.
6)
Urutan anak dalam keluarganya
kelahiran
anak pertama menjadi pusat perhatian keluarga, sehingga semua kebutuhan
terpenuhi baik fisik, ekonomi, maupun sosial.
1. Lingkungan internal
1)
Intelegensi
Pada
umumnya anak yang mempunyai intelegensi tinggi, perkembangannya akan lebih baik
jika dibandingkan dengan yang mempunyai intelegensi kurang.
2)
Hormon
Ada
tiga hormon yang mempengaruhi pertumbuhan anak yaitu:
somatotropin, hormon yang mempengaruhi jumlah sel untuk merangsang sel otak pada masa pertumbuhan, berkuragnya hormon ini dapat menyebabkan gigantisme; hormon tiroid, mempengaruhi pertumbuhan, kurangnya hormon ini apat menyebabkan kreatinisme; hormon gonadotropin, merangsang testosteron dan merangsang perkembangan seks laki-laki dan memproduksi spermatozoa. Sedangkan estrogen merangsang perkembangan seks sekunder wanita dan produksi sel telur.kekurangan hormon gonadotropin ini dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan seks.
somatotropin, hormon yang mempengaruhi jumlah sel untuk merangsang sel otak pada masa pertumbuhan, berkuragnya hormon ini dapat menyebabkan gigantisme; hormon tiroid, mempengaruhi pertumbuhan, kurangnya hormon ini apat menyebabkan kreatinisme; hormon gonadotropin, merangsang testosteron dan merangsang perkembangan seks laki-laki dan memproduksi spermatozoa. Sedangkan estrogen merangsang perkembangan seks sekunder wanita dan produksi sel telur.kekurangan hormon gonadotropin ini dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan seks.
3)
Emosi
Hubungan
yang hangat dengan ornag lain seperti ayah, ibu, saudara, teman sebaya serta
guru akan memberi pengaruh pada perkembangan emosi, sosial dan intelektual
anak. Pada saat anakberinteraksi dengan keluarga maka kan mempengaruhi
interaksi anak di luar rumah. Apabila kebutuhan emosi anak tidak dapat
terpenuhi
1. D. Pola
Pertumbuhan dan Perkembangan
Pola
pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara terus menerus. Pola ini dapat
merupakan dasar bagi semua kehidupan manusia, petunjuk urutan dan langkah dalam
perkembangan anak ini sudah ditetapkan tetapi setiap orang mempunyai keunikan
secara individu.
Pertumbuhan fisik dapat dilihat secara lebih nyata, namun sebenarnya disertai pula dengan pertumbuhan psikososial anak dan diikuti dengan hal-hal dibawah ini:
Pertumbuhan fisik dapat dilihat secara lebih nyata, namun sebenarnya disertai pula dengan pertumbuhan psikososial anak dan diikuti dengan hal-hal dibawah ini:
1. 1. Directional
Trends
pertumbuhan
dan perkembangan berjalan secara teratur, berhubungan dengan petunjuk atau
gradien atau reflek dari perkembangan fisik dan maturasi dari fungsi neuromuscular.
Prinsip-prinsip ini meliputi:
a)
Cephalocandal atau Head to tail direction (dari arah kepala ke kaki) misalnya:
mengangkat kepala, duduk kemudian mengangkat dada dan menggerakkan ekstremitas
bagian bawah.
b)
Proximadistal atau near to far direction (menggerakkan anggota gerak yang
paling dekat dengan pusat dan pada anggota gerak yang lebih jauh dari pusat)
misalnya: bahu dulu baru jari-jari
c)
Mass to specific atau simple to complex (menggerakkan daerah yang lebih
sederhana dulu baru kemudian yang lebih komplex)
misalnya: mengangkat nahu dulu baru kemudian menggerakkan jari – jari yang lebih sulit atau melambaikan tangan baru bisa memainkan jari.
misalnya: mengangkat nahu dulu baru kemudian menggerakkan jari – jari yang lebih sulit atau melambaikan tangan baru bisa memainkan jari.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking