Dinsdag 28 Mei 2013

Manusia Dan Tanggun Jawab
Nama: Tulus Ariyanto
Kelas: 4KA41
Npm: 19112279

MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB

Unsur-unsur wajib untuk mencari arti hidup
Dikatakan bahwa unsur-unsur wajib untuk mencari arti hidup itu meliputi:
  • Manusia harus berani menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang terdalam itu dengan sikap terbuka. Manusia harus mencari kebenaran, jika sudah mengetahui jawabannya, manusia harus benar-benar mempertanggung jawabkannya.
  • Manusia harus berani mengadakan konfrontasi antara pandangan hidupnya dengan macam-macam soal dan pendapat baru yang timbul di lapangan.
  • Bila manusia merasa sudah mempunyai pegangan yang dapat dipertanggung jawabkan maka manusia harus berusaha membangun hidupnya sesuai dengan pandangannya itu.
A.         Pengertian Tanggung jawab
        Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab adalah kewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawaban dan menanggung akibatnya. Tanggungjawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggungjawab juga juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Seseorang mau bertanggung jawab karena ada kesadaran atau keinsafan atau pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Timbulnya tanggungjawab itu karena manusia itu hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam. Tanggungjawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggungjawab. Apabila ia tidak mau bertanggungjawab, maka akan ada pihal lain yang memaksa tanggungjawab itu. Dengan demikian tanggungjawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain. Dari sisi pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya itu, dengan demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan ke dalam keadaan baik. Daari sisi pihak lain, apabila si pembuat tidak mau bertanggungjawab, pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara masyarakat.
B.         JENIS-JENIS TANGGUNG JAWAB
a.       Tanggung jawab terhadap diri sendiri,  yaitu menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi.
b.       Tanggung jawab terhadap keluarga, yaitu tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya terhadap nama baik keluarga, tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan,dan kehidupan.
c.       Tanggung jawab terhadap masyarakat, yaitu manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial.
d.      Tanggung jawab kepada Bangsa / Negara, yaitu suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri, dan apabila perbuatan itu salah, maka harus bertanggung jawab kepada negara.
e.       Tanggung jawab terhadap Tuhan, yaitu Tuhan menciptakan manusia dibumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap Tuhan, sehingga tindakan manusia tidak lepas dari hukuman-hukuman Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama.
Contoh Tanggung jawab terhadap keluarga :
seorang ibu hidup dengan tiga anak, karena suaminya meninggal dia harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup anak-anaknya, walapun harus menjadi pelacur sekalipun, karena demi memberikan kehidupan dan bertanggung jawab atas ketiga anaknya.
A.         PENGERTIAN PENGABDIAN
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta kasih sayang, norma, atau satu ikatan dari semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggung jawab. Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencapai kebutuhan, hal itu berarti mengabdi keapada keluarga. Manusia tidak ada dengan sendirinya, tetapi merupakan mahluk ciptaan Tuhan.
B.         Antara Pengabdian dan Bantuan
Apabila orang bekerja keras seharian penuh itu untuk mencukupi kebutuhannya itu adalah pengabdian. Lain halnya jika kita hanya membantu teman dalam kesulitan mungkin sampai berhari-hari itu bukan pengabdian, tetapi hanya sebuah bantuan saja.
A.         PENGERTIAN PENGORBANAN
Pengorbanan berasal dari kata korban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengharapkan suatu imbalan maupun pamrih dari orang lain.
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran dan perasaan,bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa adatransaksi, kapan sja diperlukan.
B.         Macam – macam Pengorbanan
Macam-macam Pengorbanan, yaitu:
§    Pengorbanan harta benda
§    Pengorbanan pikiran
§    Pengorbanan perasaan
§    Pengorbanan tenaga
Contoh: Misalkan dalam agama islam setiap hari raya kurban dilakukan pengorbanan menyembelih sapi , kambing ataupun domba yang dilakukan untuk menyedekahkan sebagian dari rezeki yang dimilikinya untuk diberika kepada orang yang kurang mampu.
Sumber :
tugas IBD3
Manusia Dan Pendangan Hidup
Nama: Tulus Arianto
Npm: 19112279
Kelas: 4KA41
1. Manusia sebagai Pribadi
Berbicara mengenai manusia bukanlah sesuatu yang mudah dan sederhana  untuk dibicarakan, karna manusia banyak memiliki  keunikannya maka keunikan tersebut dinyatakan sebagai kodrat manusia, ataupun sebaliknya, begitu banyak permasalahan yang ditimbulkannya maka permasalahan merupakan masalah sekaligus manusia mampu menyelesaikan berbagai permasalahan yang timbul dalam berbagai kehidupan. Manusia sulit difahami dan dimengerti secara menyeluruh tetapi juga manusia mempunyai banyak kekuatan-kekuatan spiritual yang mendorong seseorang mampu bekerja dan mengembangkan pribadinya secara mandiri.
            Arti pribadi menurut lughah adalah mandiri, sendiri. Dan arti pribadi menurut istilah ialah manusia mandiri dalam menentukan kehendaknya, menentukan sendiri setiap perbuatannya dalam pencapaian kehendaknya.
Allah Yang Maha Kuasa telah memberikan akal budi, manusia tahu apa yang harus dilakukannya, mengapa harus melakukannya, karena manusia adalah mahluk hidup, yang mampu memberdayakan akal budinya, maka manusia mempunyai berbagai kemampuan, mampu berfikir, berkreasi, berinovasi ,memberdayakan kekuatannya sehingga manusia tidak pernah berhenti untuk berkembang dalam mengembangkan dirinya sebagai suatu upaya dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya dalam mengaktualisasikan sebagai indifidu.
Berkaitan dengan hal tersebut Abraham Maslow dalam salah satu teorinya menyatakan “Manusia banyak mempunyai kebutuhan,dan kebutuhan itu menyangkut kebutuhan akan kekuatan,lahir bathin, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan menjadi anggota kelompok, kebutuhan ego, serta kebutuhan untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan dirinya”
            Maka, manusia dalam mengaktualisasikan dirinya secara nandiri, dibutuhkan suatu proses pembelajaran beserta latihan  yang terus-menerus dalam meraih perestasinya yang  mengarah kepada sesuatu yang menjadi visi dan misi hidupnya  masing-masing. Tetapi sering kali manusia dalam mengembangkan dirinya sering kali dihanyutkan dan dihempaskan oleh berbagai realita nyata yang ada disekitarnya apakah itu berupa cobaan, kegagalan ,hambatan rintangan, persaingan dsb. Artinya manusia akan menemukan berbagai kendala dalam menuai jati dirinya dan tidak selalu mulus, dan kendala-kendala ini harus kita hadapi dengan mencari berbagai terobosan, mengetahui akar permasalahannya, dan dicari jalan penyelesaiannya , sehingga akan menjawab semua tantangan dan rintangan yang dihadapi manusia sebagai nyata upaya pembelajaran diri, manusia tanpa mengalami proses pembelajaran diri , manusia akan sulit menjadi manusia mandiri.
            Kecenderungan manusia dalam merubah sebagai pribadi mandiri, sering kali pada kenyataannya  menjadi lain, hal itupun sebagai suatu proses pembentukan kepribadiannya.
            Pada dasarnya pembentukan kepribadian adalah suatu proses pembelajaran dalam  diri yang selalu melekat dan tak akan pernah berakhir kecuali berakhirnya dengan kematian.
Proses pembentukan diri melibatkan manusia secara keseluruhan dalam masa sejarah kehidupan pribadi yang merupakan kegiatan masa lampai maupun kegiatan dimasa mendatang. Kemudian  terbentuknya individu dan kegiatan individu tidak ditentukan oleh pengalamannya saja tetapi ada proses interaksi antasa individu dengan lingkungan disekitarnya, dalam hal ini individu sebagai subjek dalam nengelola pengalamannya, bahkan memiliki berbagai pengalamannya. Dan manusia dengan pengalamannya mampu berinteraksi  sebagai mahkuk social, manusia terpanggil untuk mengembangkan dirinya, bertafakur dengan dirinya, melakukan dialog secara terus-menerus dengan lingkungan, dan saling berinteraksi untuk menggapai kualitas pribadi. Manusia  berupaya mendakwakan dirinya untuk beraktualisasi dalam  lingkungan sosialnya dengan menampilkan tahap demi tahap dari perkembangan kepribadian yang mantap dan harmonis sebagai wujud manusia yang mempunyai totalitas.
            Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia, yang mengikat  dalam karakter bangsa Indonesia  sehingga setiap pribadi harus menjadi bangsa yang mandiri dan berkepribadia sesuai dengan falsafah kita. Keberadaan manusia  dimuka bumi ini, ditakdirkan untuk mengisi  kehidupan alam ini, pengelolaan  dan pengaturannya harus dengan sebaik-baiknya tanpa merusaknya .
Menurut agama Islam khususnya, Allah membuat dua pilihan untuk manusia yaitu kemudahan menuju jalan yang baik dan kemudahan menuju kepada jalan yang tidak baik, Iman dan taqwalah inilah yang akan menjadi pribadi mandiri dan mampu memilih jalan yang benar.

2. Manusia Sebagai Anggota Masyarakat
  • Manusia Sebagai Makhluk Individu Dalam



    Masyarakat



    Memahami Manusia Sebagai Makhluk Individu



    manusia sebagai mahluk individu sebaiknya perlu dipahami arti kata individu itu sendiri. Kata “Individu”



    berasal dari kata latin, “individuum” artinya “yang tidak terbagi”. Jadi, merupakan suatu sebutan yang dapat



    dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Dalam ilmu social paham individu



    menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup



    manusia. Individu menekankan penyelidikan kepada ...  sebagai mahluk individu sebaiknya perlu dipahami



    arti kata individu itu sendiri. Kata “Individu” berasal dari kata latin, “individuum” artinya “yang tidak terbagi”. Jadi,



    merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.



    Dalam ilmu social paham individu menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang majemuk, memegang



    peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu menekankan penyelidikan kepada kenyat ...  makhluk



    individual tidak hanya dalam arti makhluk keseluruhan jiwa-raga, melainkan juga merupakan pribadi yang



    khas, menurut corak kepribadiannya dan termasuk kecakapannya sendiri.” Individu mempunyai ciri-ciri memiliki



    suatu pikiran dan diri, tetapi keduanya dikonsepkan sebagai proses bukan sebagai kesatuan yang statis. Orang



    tidak mempunyai pikiran tetapi harus dalam proses berpikir, memiliki pengertian pada kesanggupan untuk



    berbicara dengan dirinya dan kesanggupan memberikan rangsang ...  individu sebaiknya perlu dipahami arti



    kata individu itu sendiri. Kata “Individu” berasal dari kata latin, “individuum” artinya “yang tidak terbagi”. Jadi,



    merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.



    Dalam ilmu social paham individu menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang majemuk, memegang



    peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan h ...



     masyarakat.Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada tiga kemungkinan: pertama menyimpang



    dari norma kolektif kehilangan individualitasnya. kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga mempengaruhi



    masyarakat. (Hartomo, 2004: 64) Dengan demikian dapat dipahami bahwa “Manusia merupakan makhluk



    individual tidak hanya dalam arti makhluk keseluruhan jiwa-raga, melainkan juga merupakan pribadi yang khas,



    menurut corak kepribadiannya dan termasuk kecakapannya sendiri.” Indiv ...



    Untuk memahami manusia sebagai mahluk individu sebaiknya perlu dipahami arti kata individu itu sendiri. Kata



    ldquoIndividurdquo berasal dari kata latin, ldquoindividuumrdquo artinya ldquoyang tidak terbagirdquo. Jadi,



    merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.



    Dalam ilmu social paham individu menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang majemuk, memegang



    peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan



    hidup yang istimewa, dan seberapa mempengaruhi kehidupan manusia.( Abu Ahmadi, 1991 23).Individu bukan



    berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas,



    yaitu sebagai manusia perseorangan. Dengan demikian sering digunakan sebutan ldquoorang-seorangrdquo



    atau ldquomanusia perseoranganrdquo.Disini jelas, bahwa individu adalah seorang manusia tidak hanya



    memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah



    laku spesifik dirinya. Persepsi terhadap individu atau hasil pengamatan manusia dengan segala maknanya



    merupakan suatu keutuhan ciptaan Tuhan yang mempunyai tiga aspek melekat pada dirinya, yaitu aspek



    organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan



    membawa akibat pada aspek yang lainnya.Berkaitan antra individu dengan individu lainnya, maka menjadi lebih



    bermakna manusia apabila pola tingkah lakunya hampir identik dengan tingkah laku massa yang bersangkutan.



    Proses yang meningkatkan ciri-ciri individualitas ...
 3. Manusia Sebagai Makhluk Tuhan 

Manusia Sebagai Makhluk Tuhan Yang Tertinggi

Apabila manusia di tinjau dari berbagai pandangan agama,Saya,mungkin juga Anda,memahami manusia sebagai berikut:Pertama,dalam Agama Hindu manusia di dunia ini di taqdirkan lahir menurut kasta-kasta tertentu dan seluruh kehidupanya di perintahi oleh peraturan yang kaku(their whole life is governed by rigid rules)
a. Brahma, yaitu golongan pendeta yang sederajat walau pun tidak melebihi dari pada tuhan_tuhan.
b. Kesatria, yaitu golongan yang memerintah dan pahlawan_pahlawan.
C. Kasta waisya, yaitu golongan tani dan saudagar.
d. Kasta Sudra yaitu golongan budak.
Menurut pandangan hindu ortodox,semua hindu yang termasuk dalam golongan ke empat ini dan manusia lain yang tidak memeluk kepercayaan hindu dianggap manusia yang"untouchables"(tidak boleh di pegang.
Kedua, agama budha tidak memandang manusia dalam kasta_kasta,tapi prinsip doktrin agama ini meniadakan bagi manusia kesenangan dan keni'matan duniawi.tujuan hidup manusia,ialah mencari nirwana,dalam hal ini roh harus mengalami reingkarnasi (tanasukh).reingkarnasi berarti perpindahan roh manusia dari satu tubuh ke lain tubuh dan hidup kembali.Roh manusia yang mati, baru akan sampai kepada derajat nirwana apabila roh itu telah cukup kesuciannya.
Ketiga,agama Syinto dalam kepercayaanya menganggap Raja Sebagai wakil Tuhan di bumi,karena Dewa telah bersemayam dalam jiwa Raja.Siapa yang durhaka kepada Raja berarti durhaka terhadap Tuhan.Karena itu taat kepada Raja berarti taat kepada Tuhan.Maka mati dalam menjalankan perintah Raja berati mati di jalan Tuhan,hukumnya mati suci.
Keempat,Agam Nashrani.Konsep kepercayaan agama Nashrani menganggap bahwa manusia lahir ke dunia ini dengan dosa.Mereka mewarisi dosa asal dari Adam yang pernah durhaka.Karenanya Yesus Kristus telah sengaja turun dari sorga dan masuk ke dalam dunia ini untuk di salib sebagai tebusan terhadap dosa-dosa manusia.Karenya Yesus Kristus di anggap sebagai "Juru Selamat".Keselamatan manusia hanyalah tergantung atas iman pada penyaliban Yesus,walaupun CUKUP DENGAN PERCAYA SAJA ATAS PENYALIBAN ITU.
#berbeda dengan "Christian Science",di Indonesia ia tidak menjadi anggota Dewan Gereja Indonesia,karena gerejanya langsung di pimpim oleh gereja induk di Boston A.S.Ajaran-ajarannya pun berbeda.Gereja ini menolak kultus individu terhadap Yesus Kristus,tetapi tetap menghormatinya sebagai guru.Dan ia mengajarkan bahwa Yesus Kristus tidak pernah di salib.#
Di samping itu agama Nashrani mengenal sistem kependetaan,orang-orang suci dan kepala-kepala gereja.Kepala-kepala gereja adalah orang-orang suci di mana mereka menguasai keagamaan dan kepercayaan jamaah.Paus adalah tokoh yang paling suci di dunia keagamaanya,di anggap sebagai wakil Tuhan yang memiliki kekuasaan atas iman dan hati manusia.Dia mempunyai hak otoritet dalam hal kutukan dan pengampunan.

4. contohkan tentang sikap-sikap hidup yang muncul karena pengaruh lingkungan

Pengaruh globalisasi secara umum
Globalisasi sebagai suatu proses bukanlah suatu fenomena baru karena proses globalisasi sebenarnya telah ada sejak berabad-abad lamanya.
Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 arus globalisasi semakin berkembang pesat di berbagai negara ketika mulai ditemukan teknologi komunikasi, informasi, dan transportasi.
Loncatan teknologi yang semakin canggih pada pertengahan abad ke-20 yaitu internet dan sekarang ini telah menjamur telepon genggam (handphone) dengan segala fasilitasnya.
Bagi Indonesia, proses globalisasi telah begitu terasa sekali sejak awal dilaksanakan pembangunan. Dengan kembalinya tenaga ahli Indonesia yang menjalankan studi di luar negeri dan datangnya tenaga ahli (konsultan) dari negara asing, proses globalisasi yang berupa pemikiran atau sistem nilai kehidupan mulai diadopsi dan dilaksanakan sesuai dengan kondisi di Indonesia.
 
5. sikap hidup etis dan  non etis
sikap hidup etis : sikap-sikap tidak etis di atas, sadar atau tidak, bertentangan dengan hakikat manusia sebagai makhluk berpikir dan berhati nurani.
sikap hidup non etis: sikap non etis disebut juga sikap negatif.
6. Pandangan Hidup Bagi Bangsa
“Pandangan hidup suatu bangsa adalah suatu kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya.

 

Donderdag 23 Mei 2013

tugas IBD 3
nama: tulus ariyanto
npm: 19112279
kelas 4ka41

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP


A. PANDANGAN HIDUP

Pandangan hidup memilki arti sebagai kompas dalam menetukan arah hidup setiap manusia, pedoman manusia dalam bertingkah laku, pendirian manusia dalam mempertahankan prinsip dan pendapat atas pola pikir manusia dalam menilai dan memandang segala bentuk yang tercipta dalam semesta.
Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menems, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk_yang disebut pandangan hidup.

Klasifikasi Pandangan Hidup Berdasarkan Asalnya :
·          Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
·      Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
·  Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.

Berpandangan Hidup yang Baik
Setiap individu memiliki karakter masing-masing dalam menilai sebuah permasalahan yang akan dijadikannya pelajaran, pegangan hidup dan pedoman yang juga akan membentuk pribadi seorang individu itu. Setiap cara yang dilakukan pasti berbeda alasan dan spesifikasinya mengapa satu orang individu berbeda pendapat dengan individu lainnya terhadap suatu topik permasalahan, karena masing-masing memiliki pendapat dan mereka akan tetap mempertahankan apa yang mereka anggap benar sesuai dengan kenyataan dan bukti yang mendukung argumen masing-masing setiap individu. Tidak hanya itu, individu yang lainnya juga tidak dapat mutlak menyalahkan pendapat individu tersebut karena setiap orang bebas berpendapat dan menilai suatu pokok permasalahan sesuai subyaktifnya mereka memandang.
Bagaimanapun bentuk suatu pandangan hidup itu tergantung pada diri individu itu sendiri. Ada yang memperlakukan pandangan hidup itu sebagai sarana untuk mencapai tujuan dan ada juga yang memperlakukannya sebagai penimbul kesejahteraan, ketentraman dan sebagainya. Pandangan hidup sebagai sarana untuk mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik.
B. NILAI-NILAI
Pengertian Nilai, menurut Djahiri (1999), adalah harga, makna, isi dan pesan, semangat, atau jiwa yang tersurat dan tersirat dalam fakta, konsep, dan teori, sehingga bermakna secara fungsional. Disini, nilai difungsikan untuk mengarahkan, mengendalikan, dan menentukan kelakuan seseorang, karena nilai dijadikan standar perilaku. Sedangkan menurut Dictionary dalam Winataputra (1989), nilai adalah harga atau kualitas sesuatu. Artinya, sesuatu dianggap memiliki nilai apabila sesuatu tersebut secara instrinsik memang berharga. 
Contoh : Nilai benda kayu jati dianggap tinggi, sehingga kayu jati memiliki nilai jual lebih mahal daripada kayu kamper atau kayu lainnya. Secara instrinsik kayu jati adalah kayu yang memiliki kualitas yang baik, tangguh, tidak mudah kropos, dan lebih kuat daripada jenis kayu yang lain seperti kamper. Oleh karena itu, sudah sewajarnya jika kayu jati, menurut pandangan masyarakat khususnya pemborong, nilainya mahal.
Aneka ragam pengertian nilai yang telah dihasilkan oleh sebagian dari para ahli sengaja dihadirkan dalam bahasan ini dalam rangka memperoleh pengertian yang lebih utuh. Gazalba (dalam Thoha, 1996 : 61) menjelaskan bahwa nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak, ia ideal, bukan benda kongkrit, bukan fakta, bukan hanya persoalan benar dan salah yang menuntut pembuktian empirik, melainkan soal penghayatan yang dikehendaki dan tidak di kehendaki, disenangi dan tidak disenangi. Dibandingkan dengan pengertian yang diberikan oleh Darajat, dkk., pengertian yang diberikan oleh Gazalba di atas tampak lebih abstrak. Darajat, dkk., (1994 : 260), memberikan pengertian bahwa nilai adalah suatu perangkat keyakinan ataupun perasaan yang diyakini sebagai suatu identitas yang memberikan corak yang khusus kepada pola pemikiran perasaan, keterikatan, maupun perilaku. Senada dengan pengertian yang diberikan oleh Darajat, Una (dalam Thoha, 1996 : 60) menjelaskan bahwa nilai adalah suatu tipe kepercayaan yang berbeda dalam ruang lingkup sistem kepercayaan dalam mana seseorang bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau mengenai suatu yang pantas atau tidak pantas dikerjakan.
Dari beberapa pengertian tentang nilai di atas dapat difahami bahwa nilai itu adalah sesuatu yang abstrak, ideal, dan menyangkut persoalan keyakinan terhadap yang dikehendaki, dan memberikan corak pada pola pikiran, perasaan, dan perilaku. Dengan demikian untuk melacak sebuah nilai harus melalui pemaknaan terhadap kenyataan lain berupa tindakan, tingkah laku, pola pikir dan sikap seseorang atau sekelompok orang.
C. NORMA-NORMA
Norma adalah aturan-aturan yang berisi petunjuk tingkah laku yang harus atau tidak boleh dilakukan manusia dan bersifat mengikat. Hal ini berarti bahwa manusia wajib menaati norma yang ada. Norma adalah kaidah atau ketentuan yang mengatur kehidupan dan hubungan antar manusia dalam arti luas. Norma merupakan petunjuk hidup bagi manusia dan pedoman perilaku seseorang yang berlaku di masyarakat.
Keberadaan norma sangat diperlukan untuk memberi petunjuk kepada manusia tentang bagaimana manusia harus bersikap bertingkah laku dalam masyarakat agar tercipta kehidupan bersama yang tertib, tenteram, aman, dan harmonis. Norma berisi larangan dan perintah. Perintah adalah keharusan yang harus dilakukan seseorang untuk berbuat sesuatu dengan kebaikan. Larangan adalah keharusan bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu karena menimbulkan kerugian.
Jenis-Jenis Norma :
1.    NORMA AGAMA
Norma agama adalah peraturan hidup yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa guna menciptakan kehidupan bahagia di dunia dan akhirat. Sumber norma ini adalah kitab suci dari setiap agama yang dianut.
2.    NORMA KESUSILAAN
Norma kesusilaan adalah peraturan hidup yang dianggap sebagai suara hati sanubari manusia. Norma ini juga merupakan aturan hidup tentang perilaku baik dan buruk. Pedoman berperilaku ini dilakukan berdasarkan kebenaran dan keadilan.
3.    NORMA KESOPANAN
Norma kesopanan adalah peraturan hidup atau nilai-nilai yang diatur oleh agama maupun adat-istiadat masyarakat. Norma kesopanan merupakan pedoman yang mengatur tingkah laku manusia terhadap manusia yang ada di sekitarnya.
4.    NORMA HUKUM
Norma hukum adalah peraturan hidup yang dibuat oleh penguasa negara atau lembaga adat tertentu. Norma hukum adalah aturan-aturan yang bersumber atau dibuat oleh lembaga negara yang berwenang. Norma hukum bersifat memaksa dan mengikat. Memaksa berarti aturan-aturan hukum harus dipatuhi oleh siapa pun, sedangkan mengikat berarti berlaku untuk semua orang.
CITA-CITA
Cita-cita adalah keinginan, harapan, atau tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Tidak ada orang hidup tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Cita-cita adalah suatu impian dan harapan seseorang akan masa depannya, bagi sebagian orang cita-cita itu adalah tujuan hidup dan bagi sebagian yang lain cita-cita itu hanyalah mimpi belaka. Bagi orang yang menganggapnya sebagai tujuan hidupnya maka cita-cita adalah sebuah impian yang dapat membakar semangat untuk terus melangkah maju dengan langkah yang jelas dan mantap dalam kehidupan ini sehingga ia menjadi sebuah akselerator pengembangan diri namun bagi yang menganggap cita-cita sebagai mimpi maka ia adalah sebuah impian belaka tanpa api yang dapat membakar motivasi untuk melangkah maju. Manusia tanpa cita-cita ibarat air yang mengalir dari pegunungan menuju dataran rendah, mengikuti kemana saja alur sungai membawanya. Manusia tanpa cita-cita bagaikan seseorang yang sedang tersesat yang berjalan tanpa tujuan yang jelas sehingga ia bahkan dapat lebih jauh tersesat lagi. Ya, cita-cita adalah sebuah rancangan bangunan kehidupan seseorang, bangunan yang tersusun dari batu bata keterampilan, semen ilmu dan pasir potensi diri.
Contoh Cita-Cita :
Saat kecil Saya memiliki cita-cita ingin menjadi Polisi, ketika dewasa cita-cita saya berubah ingin menjadi Seorang Programmer dan Saya berusaha untuk menggapai cita-cita tersebut.
3 Faktor yang menentukan dapat atau tidaknya seseorang mencapai cita – citanya antara lain :
1.      Manusia itu sendiri,
2.      Kondisi yang dihadapi dalam rangka mencapai cita – cita tersebut,
3.      Seberapa tinggi cita – cita yang ingin dicapai.
2 Faktor kondisi yang mempengaruhi tercapai tidaknya cita – citanya antara lain :
1.      Faktor yang menguntungkan, dan
2.      Faktor yang menghambat.
Jadi, menurut Saya tidak ada Manusia hidup tanpa cita-cita, karena setiap orang hidup memiliki tujuan dan rencana untuk masa depannya.
3 KATEGORI KEADAAN HATI SESEORANG
Suasana hati adalah sebuah kondisi relatif lama emosional abadi. Suasana hati berbeda dari emosi bahwa mereka kurang spesifik, kurang intens, dan kurang mungkin dipicu oleh peristiwa tertentu, atau oleh stimulus.
Secara etimologis, suasana berasal dari mod Inggris Lama yang dilambangkan keberanian militer, tetapi juga bisa mengacu pada humor seseorang, marah, atau disposisi pada waktu tertentu. Gothic serumpun mods diterjemahkan baik θυμός "suasana hati, bersemangat" dan ργή "kemarahan".
Ada tiga kategori keadaan hati manusia :
  • Berhati Keras biasanya tidak berhenti berusaha sebelum apa yang diinginkan dapat dicapai .
  • Berhati Lunak biasanya dalam usaha pencapaian yang diinginkan cenderung menyesuaikan dengan kondisi dan situasi .
  • Berhati Lemah biasanya mudah terpengaruh oleh situasi dan kondisi .

ARTI KEBAJIKAN & HUBUNGANNYA DENGAN TINDAKAN MORAL
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Makna kebajikan Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, mahluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Manusia merupakan mahluk sosial: manusia hidup bermasyarakat, manusia saling membutuhkan, saling menolong, saling menghargai sesama anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan, dan sebagainya. Sebagai mahluk pribadi, manusia dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk. Baik buruk itu ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah semacam bisikan di dalam hati yang mendesak seseorang, untuk menimbang dan menentukan baik buruknya suatu perbuatan, tindakan atau tingkah laku.